Sudah lama aku punya niat nulis lagi di blog, dan akhirnya hari ini terwujud.

Tadi pgi aku sengaja bangun sedikit telat dari biasanya, aq sengaja juga gak masak buat sarapan dan makan siang dikantor, karena aku punya janji dengan teman kantor yg lama si ibu samuel mau makan siang bareng.seperti biasa jga aku tiba di kantor 30 menit sebelum jam 8.

Aku mulai dengan login ym, kemudian mail dan salah satu website renungan favoritku. Ibu amel ym aku kira2 jam 10 pagi,
dan minta maaf karna hari ini gak bisa makan bareng.Ya sudah deh, kan masih ada hari laen.

Akhirnya aku makan siang dengan teman di lingkungan kerjaku saat ini. kami berempat berjalan menuju rumah makan padang. Saat makan, salah satu teman mulai berbicara dan mengutarakan kekesalannya atas sikap teman yang laen. Aku hanya diam mendengarkan dan sekali2 tersenyum saat memandang wajahnya. Teman yg lain sebut saja  Pak Yosef, beliau cerita pengalamannya bekerja di perusahaan.

Pak yosef pernah melawan atasannya karena menolak menyelesaikan pekerjaan yg diberikan. Alasan pak yosef karena program yg dikerjakan olehnya bertolak belakang dengan hati nuraninya. Aku penasaran, apa yg membuat pak yoyo menolak. Sebagai seorang programmer IT, yg aku
ketahui pekerjaannya hanya membuat program berupa software dan nantinya akan digunakan untuk meng-otomasi suatu pekerjaan.

Dari cerita pak yosef, akhirnya aku mengetahui bahwa beliau di suruh membuat suatu program dan didalam program tersebut ada unsur pengurangan nilai dari nilai sebenarnya.

Aku memperoleh satu pelajaran berharga siang ini. Aku tidak
fokus pada pengurangan nilai seperti cerita sebelumnya,
melainkan ke kata “hati nurani”.Dijaman sekarang ini,ternyata
masih ada sosok seperti pak yosef  yang mendengarkan hati nurani dari pada perintah atasan. Beliau memiliki prinsip “bekerja lah sesuai dengan hati nurani”.

Kenapa harus dengan hati nurani, karena aku percaya Tuhan berbicara pada kita melalui hati nurani. Oleh karena itu ketika kita akan melakukan atau merencanakan kejahatan maka hati nurani akan selalu berontak, karena Tuhan tidak menginginkan satu orangpun jatuh kedalam dosa.

Seberapa sering kita peka dan mendengarkan hati nurani kita
disaat akan melakukan suatu pekerjaan atau mengambil
keputusan?

Semoga tulisan ini bermanfaat bagi pembaca.

God bless